Salah satu isu yang
strategis dan masih hangat dibicarakan pada saat ini adalah meledaknya jumlah
penduduk di sebuah negara. Dan yang akan saya jadikan contoh adalah negara kita
tercinta, tidak lain tidak bukan yaitu negara Indonesia. Hal ini akan terus menerus
menjadi perbincangan para penduduk di belahan dunia. Dengan adanya hal yang
seperti ini, dikhawatirkan daya dukung sumber daya alam (SDA) di bumi kita ini tidak
lagi mampu mencukupi kebutuhan hidup manusia. Seperti kasus krisisnya persediaan
pangan dan juga kasus krisisnya lingkungan hidup.
Gb. Thomas Robert Malthus |
Gb. TeoriThomas Robert Malthus |
Selain pendapat dari Thomas Robert Malthus, terdapat pula beberapa pendapat mengenai pengaruh pertambahan penduduk terhadap keseimbangan lingkungan dan kelestarian alam, antara lain :
Mereka
mengemukakan bahwa tekanan penduduk yang saat ini terjadi bukanlah tekanan
terhadap pangan melainkan tekanan penduduk terhadap kesempatan untuk bekerja.
Semakin banyak jumlah penduduk dalam sebuah negara maka semakin menyempitlah
lapangan pekerjaan. Ini disebabkan oleh rendahnya sumber daya manusia (SDM). Seperti
di Indonesia yang kini telah menempati posisi ke-empat negara terbesar yang
mempunyai jumlah penduduk yang padat
setelah China (RRC), India dan Amerika Serikat. Pada tahun 2014 ini
menurut data statistik nasional (BPS)
jumlah penduduk Indonesia mencapai 237.641.913 juta jiwa yang terdiri atas
119.630.913 juta jiwa penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan sebanyak
118.010.413 juta jiwa penduduk yang berjenis kelamin perempuan. Jumlah penduduk
yang sekian ini telah memacu banyaknya penduduk yang tidak berkesempatan
mendapatkan pekerjaan sehingga banyak sekali penduduk yang berstatus
pengangguran. Terutama di wilayah Jawa-Madura dan Bali. Telah tercatat bahwa
wilayah Jawa-Madura dan Bali mencapai angka kepadatan penduduk 1200 orang per
km sedangkan diluar wilayah Jawa-Madura dan Bali hanya 100-150 orang per km.
Beliau mengemukakan bahwa pada situasi tertentu manusia dapat
mempengaruhi perilaku demografinya, bila produktifitas seseorang tinggi, ia
akan cenderung hanya ingin mempunyai keluarga kecil. Dan umumnya para perempuan
tidaklah menghendaki akan mempunyai anak banyak. Maka fertilitas akan rendah
(Taraf hidup juga mempengaruhi fertilitas).
John
Stuart Mill adalah orang yang menentang pendapat
dari Thomas Robert Malthus dan Karl Mark. Yaitu tidak benar, bahwa kemiskinan tidak dihindarkan, kemiskinan disebabkan
karena sistem kapilaritas dan kekurangan bahan pangan hanyalah bersifat
sementara.
Menurut John Stuart
Mill , kekurangan bahan pangan dapat diatasi dengan cara mengimport bahan
pangan dari negara lain dan untuk mengatasi padatnya penduduk dapat diatasi
dengan cara diadakannya transmigrasi.
- Pendapat menurut Arsene Dumont
Gb. Arsene Dumont |
Gb. Teori Arsene Dumont |
5.
Emile
Durkheim menekankan perhatiannya pada akibat pertumbuhan
penduduk yang tinggi. Ia mengatakan bahawa pada
suatu wilayah dimana angka kepadatan penduduknya yang tinggi seperti di wilayah
Jawa-Madura dan Bali dengan angka kepadatan penduduk yang mencapai 1200 orang
per km akibat dari tingginya laju pertumbuhan penduduk, maka akan timbul
persaingan diantara penduduk untuk bertahan hidup. Dalam usaha memenangkan persaingan
diantara penduduk, tiap tiap orang berusaha untuk meningkatkan pendidikan dan
keterampilan hidup (Life Skills). Alhasil banyak orang-orang berpendidikan yang
mendirikan perusahaan guna bertahan hidup dalam masyarakat. Namun hal ini juga
dapat bermanfaat bagi penduduk lain yang belum mendapatkan pekerjaan, mereka
dapat bekerja dan mereka akan mendapatkan pekerjaan yang layak sehingga mereka
tidak lagi hidup dari belas kasihan orang lain. Tidak lagi menggunaan jembatan
dan daerah aliran sungai maupun tepi rel kereta api sebagai tempat tinggal dan
sekaligus tempat pembuangan sampah rumah tangga. Dari pendapat Emile
Durkheim dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia (SDM) maupun pola
fikir manusia dan juga kesaran diri manusia merupakan hal pokok yang sangat
penting guna kelangsungan hidup dan keseimbangan alam.
Gb. Teori Emile Durkheim |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Enter Your Name, Please !! :D